Rabu, 13 Agustus 2008

Polisi Temukan 7 Dokumen Aspal

Usai menemukan tujuh mobil curian dengan dokumen asli tapi palsu (aspal), jajaran Satuan Lalulintas Polresta Tanjungpinang kembali menemukan tujuh berkas STNK dan BPKB kendaraan roda empat yang diduga palsu.
“Kami menemukan tujuh berkas lagi yang diduga palsu, namun kendaraanya masih dicari,”ungkap Kapolresta Tanjungpinang AKBP Drs Yusri Yunus, di ruang kerjanya, Rabu (13/8).
Dia mengatakan, pihaknya masih melakukan pengembangan sembari menunggu data dari Polda Metro Jaya. Pihaknya belum menetapkan tersangka dalam pengungkapan kasus ini, karena pemilik CV Surya Bintan Perkasa, untuk sementara adalah korban karena membeli mobil tersebut dari Jakarta dengan dokumen lengkap dan harga standar.
“Dia membeli dengan harga standar, dan saat ini kita masih melakukan penyelidikan dan menunggu penyidikan yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya,”ujar Yusri. Dia mengaku belum menetapkan tersangka karena belum adanya bukti keterlibatan BS dalam sindikat tersebut.
Mobil-mobil tersebut dibeli oleh BS dari Jakarta, dari perseorangan atau calo, dengan harga pasaran. Yusri mengatakan, pihaknya melakukan mutasi berdasarkan surat mutasi dari Samsat asal mobil, dan saat dilakukan pengecekan ke daerah asal tidak ada surat blokir pencurian.
“Saat mutasi kita hanya melakukan pengecekan nomor polisi dan tidak melakukan pengecekan nomor mesin dan rangka. Ini mungkin keteledoran. Masa mendatang akan kita lakukan pengecekan secara menyeluruh,”ujar Yusri.
Mantan Kapolres Bintan itu mengatakan, pencurian mobil ini dilakukan oleh sindikat dengan menggunakan modus baru. sebelumnya, sindikat biasanya menyesuaikan nomor polisi dan nomor rangka kendaraan dengan BPKB. Namun modus baru ini adalah menyesuaikan surat dengan nomor rangka dan nomor mesin. “Sindikat ini memiliki banyak BPKB asli yang kendaraanya sudah tak ada. Kemudian menyesuaikan dengan specimen kendaraan yang dicuri. Lalu menjualnya dengan harga standar dan surat lengkap,”jelas Yusri.
Sindikat tersebut mampu memalsukan dokumen persis dengan asli. Diduga ada keterlibatan oknum dari Samsat. “Kita masih menunggu tim dari Jakarta dan hingga saat ini siapa tersangka dan apakah ada anggota yang terlibat, kami belum memperoleh informasi,”ujar Yusri.
Pantauan Tribun, kemarin showroom PT Surya Bintan Perkasa di Jl DI Panjaitan Batu 6 Tanjungpinang masih beraktivitas seperti biasa. Pimpinan showroom itu tidak bisa dimintai konfirmasi karena tidak berada di kantornya.
Lakukan pendataan Terungkapnya kasus pencurian mobil yang 7 barang buktinya beredar dan diperjualbelikan di Kota Tanjungpinang, disikapi serius oleh Direktorat Reserse dan Kriminal Polda Kepri. Untuk memastikan apakah ada lagi barang bukti yang belum terungkap, Polda Kepri akan lakukan pengecekan semua nomor kendaraan dari luar daerah.
“Untuk kasus di Tanjungpinang ditangani langsung oleh Polresta sana. Kalau melihat cara kerja sindikat ini, tidak tertutup kemungkinan barang bukti ada juga dikirim ke Batam atau daerah lainnya. Khusus untuk di Batam, diminta perhatian seluruh anggota agar benar-benar jeli ketika melihat kendaraan luar daerah berkeliaran di jalan-jalan kita. Caranya mudah, cukup membuktikan apakah nomor polisis terdata atau tidak dari Samsat daerah asalnya. Jika ada indikasi bermasalah, maka langsung lapor ke kita,”ujar Kombes Pol Muhammad Jupri, Direskrim Polda Kepri, Rabu (13/8).
Sebagaimana diberitakan Tribun kemarin, Polresta Tanjungpinang menahan 7 unit mobil dari showroom CV Surya Bintan Perkasa, Tanjungpinang karena diduga hasil curian dari Jakarta. Komplotan pencuri mobil tersebut telah dibekuk oleh jajaran Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat. Mobil-mobil hasil curian ini dilengkapi surat palsu, lalu dijadikan agunan pinjaman ke bank atau dijual ke berbagai daerah di Sumatera, termasuk ke Tanjungpinang

PULAU MAPUR SURGANYA PARA PEMANCING

Pernahkah anda berkunjung ke Pulau Bintan Kepulauan Riau ? dan menyempatkan diri untuk menikmati alam laut yang indah sambil memancing, seandainya belum pernah berarti anda termasuk orang-orang yang merugi, kami dari tim Blue Morlin sudah beberapa kali menikmati alam laut, kemarin dalam rangka mengisi liburan akhir pekan, dengan 10 orang anggota tim menyepakati untuk pergi memancing dengan tujuan lokasi Pulau Mapur yang belum pernah kami coba dan di mana pulau ini berdekatan dengan perairan Singapore, untuk mencapai lokasi kami menggunakan jasa kapal yang khusus untuk melayani tamu-tamu lokal dan Singapore serta malaysia yang bertujuan menikmati wisata bahari sekaligus memancing ikan, untuk dapat menggunakan jasa kapal ini kami menghubungi pemiliknya yaitu Toke ACIA Rahman yang berpangkalan di Plantar I Tanjungpinang dan Restaurant Sei Nam Kijang, setelah bernegosiasi dengan toke tersebut kami di berangkatkan dengan kapal KANSAS 88 dengan kecepatan 120 PK, yang di nakhodai oleh Capt. Yakub serta 3 orang anak buah kapal, kapal ini juga dengan peralatan GPS dan Find Fisher serta perlengkapan memasak dan tak kalah penting dikapal ini juga tersedia 1 kamar tidur dengan 4 tempat tidur dan di dinginkan oleh 1 unit AC dan kipas angin.
Blue Morlin ini kami bentuk setahun yang lalu pada saat berpetualang ke Pulau Benet dengan jumlah sekitar 13 orang yang bertujuan untuk menghidupkan wisata mancing dan silaturrahmi antar sesama mania mancing yang berada di Medan dan Kepulauan Riau, memang anggotanya saat ini adalah warga Pelabuhan, namun tidak tertutup untuk warga non pelabuhan untuk bergabung contoh pak syahrul telah bergabung dengan tim ini, bagi yang berminat silahkan hubungi pak Zulkifli Hasan selaku Sekretaris dengan no ponsel 0811779158.
Kembali ke tim yang telah bergerak dari Tanjungpinang menuju Restaurant Sei Nam Kijang, setiba di kijang kami menaiki kapal Kansas 88 tepat pada pukul 12.00 wib kapal mulai bergerak kearah Pulau Mapur dengan tujuan ketitik LU : 06.01.347 dan BT : 58.104.348 daerah ini oleh Nakhoda diberi kode (bulat 1), sejauh 18 Mil dari bibir pelantar Restauran Sei Nam dengan kecepatan rata-rata 9.00 knot sehingga menghabiskan waktu sekitar 2 Jam. adapun anggota tim Blue Morlin yang turun saat itu antara lain : Rolan Pakpahan, Stepanus, Amir Amran, Edy Agustri, Ismaidi, Junaidi Karim (JK), Lafdi, Sudiro, Syahrul dan pendatang baru Amri, dalam perjalanan tersebut dengan senyuman yang ceria semua nampak bersemangat, namun JK menunjukkan kesedihan bahwa ada pengurus Blue Morlin yang tidak dapat Hadir yakni Ketua Bapak Misno dan Bapak Zulkifli Hasan selaku Sekretaris karena beliau mendapat tugas dinas ke luar kota serta Sudarsono (Gendut) juga tak bisa hadir karena dalam keadaan sakit keras yang tidak bisa bergerak dari tempat tidur, mudah-mudahan pada periode berikutnya beliau dapat ikut bersama. Dalam perjalan kondisi saat itu diterpa angin yang kencang namun tidak sedikitpun menyurutkan niat para pecinta mancing untuk mencapai tempat yang akan dituju. Begitu sauh/jangkar dilemparkan ke laut para pemancing menyiapkan masing-masing alat perang namun dalam beberapa menit saja bapak Stepanus sudah ada yang menarik tali pancingnya yang baru saja dilamparkan kelaut teryata naik seekor ikan tempel dengan ukuran yang kecil. Kemudian disusul dengan bapak Roland dengan semangatnya menarik tali pancing dari kedalaman + 40 s/ 60 meter naik seekor ikan bulat dengan ukuran 2,4 Kg, selanjutnya baru yang lainnya saling bergantian menarik tali pancing sedangkan Edy Agustry tidak sanggup menarik sendiri tarpakasa maminta bantuan kepada anggota abk kapal untuk menarik tali pancing karena mendapat ikan jarang gigi seberat 4,5 Kg. untuk diketahui rombongan kali ini memang mendapat rezeki yang berlimpah dimana ikan yang didapat sekitar 110 ekor sangat banyak sekali untuk ikan bulat ukuran 2 s/d 3.5 kg sekitar 65 ekor, ikan kaci memang satu ekor tetapi beratnya mencapai 4,5 Kg, ikan merah 1 ekor seberat 2,1 Kg sedangkan yang selebinya ikan selar 16 ekor, mata lebar, mentimun dan pari serta ikan lainnya. Untuk itu kami menghimbau kepada semua rekan-rekan yang membaca berita ini jika anda sedang berlibur atau dinas ke Cabang Tanjungpinang kami menyarankan kepada yang hobi bermain dengan air laut agar membawa peralatan masing-masing demi kepuasan karena pancing tersebut mempunyai sejarah tersendiri dan bisa dibanggakan bahwa pancing telah mendapatkan ikan ini, itu dan lain sebagainya. Tibalah saat makan malam tiba dan siap untuk disantap muncul pengumuman bahwa bagi yang telah mendapatkan ikan/hasil baru boleh makan, untuk yang belum harap bersabar sambil berusaha, pak sudiro lansung protes bahwa dia telah dapat ikan namun lepas dan hal ini setelah mendapat pengakuan dari pak Roland dan Stepanus baru beliau diizinkan makan, dengan semangat pak sudiro makan dengan lahap dan cepat karena dengan tak sabar takut pancingnya dilarikan ikan, namun atas pengumuamn tersebut ada yang diam dan ketika ditawari makan dia bilang belum lapar, 12 menit kemudian pancingnya disambar ikan bulat dengan rasa kecut dan harap cemas benang ditarik dengan hati-hati agar ikan bisa diselamatkan woi ikan bulat lagi, setelah ikannya aman baru berdiri menuju hidangan dan berkata hei.. JK aku udah dapatkan jadi boleh dong makan, dengan serempak dijawab-kawan silahkan bos....
Selama semalaman para pecinta mancing tidak ada yang ingin tidur bahkan salah satu dari rombongan mneyatakan tidak ada salahnya sekali-kali kita mengadakan lomba memancing, disambut oleh yang lainnya bila perlu nanti kalau POR kita masukan saja kegiatan ini. sekitar pukul 12.30 WIB arus semakin kuat sehingga tidak mungkin lagi menurunkan pancing maka para pecinta mancing ini menyarankan untuk mencari lokasi lain yang arusnya agak kurang telah dilakukan perpindahan ke beberapa lokasi namun tetap arus masih kencang dan lansung istirahat dilaut tersebut menunggu pagi, keberuntungan masih berpihak kepada timbahwa persinggahan terakhir ini rupanya berada dekat rumpon dimana paginya kami melihat pelampung sebagai tanda adanya rumpon, dengan semangat si JK sibuk merakit pancing rawe yang khusus untuk memancing selar dan menurunkan pancing ternyata benar bahwa satu persatu, 3 (tiga) hingga 4 (empat) ekor sekali naik yakni ikan selar, namun pemancing lain ada yang tidak suka memainkan rawe tersebut ya cukup menonton JK yang sedang asyik menarik rawe tersebut dan selanjutnya melihat kondisi nakhoda mengambil keputusan untuk bergerak kearah lain karena angin kencang datang menghadang kapal yang kami tumpangi sehingga tidak mungkin untuk bertahan disitu terus. lokasi lainnya juga sama sehingga kami putuskan pulang kembali ke Sei Nam Kijang pada pukul 10.00 Wib. namun dalam perjalanan rombongan tampaknya ceria dan senang untuk kedepanya kalau ada waktu dan kesempatan kita bisa kembali ke pulau ini, sampai di Kijang sekitar pukul 12.00 Wib dan sebelum pulang Bapak Alvin Nelrin datang menyaksikan ikan hasil tangkapan langsung pulang.
Setibanya di Tanjungpinang sebagian ikan hasil pancingan kami titipkan ke restaurant Betty di daerah Sei Jang untuk dihidangkan pada makan malamnya yang akan dinikmati oleh peserta dan rekan-rekan lainnya, sebagian lagi disihkan untuk makan siang bersama pada hari senin di Kantor, Mr. Sabirin dan keluarga mendapat tugas untuk mengolah ikan tersebut untuk dijadikan hidangan santap siang, selebihnya juga dibagikan pada tim dari Tanjungpinang serta juga disisihkan untuk keluar besar Tanjung Unggat.
Senin siang sebelum makan diundang semua karyawan yang ada untuk dapat menuju ke ruang Pacifik Ocean Room untuk makan bersama dan tak kalah pentingnya Pak Dwi Harinto juga hadir, tampak suasan heboh dengan tawa dan canda masing-masing dan komentar atas ikan-ikan yang diperoleh, dan akhirnya muncul pertanyaan kapankah tim ini akan bertarung lagi............, yah... mudah-mudahan dalam POR berikut akan diusulkan penyelenggaraannya di Tanjungpinang, sampai jumpa salam Blue Morlin

test goblogger

senang aq menciptakan blog melalui speedy sungguh cepat deh, masak melalui lan susah amat tolong deh lan nya dispeed lagi jangan macam sepeda